Selasa, 06 Januari 2015

MANFAAT PUASA SUNAH (TUGAS)



MANFAAT PUASA SUNAH SENIN KAMIS

            Nama saya Sifah Fauziah. Saya adalah seorang mahasiswi dari Universtas Gunadarma di kota Depok. Setiap seminggu sekali saya biasa mengunjungi papa dan mama di Jakarta. Alasannya sederhana, karena saya ingin mengobari rasa rindu saya kepada oarngn tua saya. Seminggu sudah saya habiskan hidup saya jauh dari orang tua. Bahkan, tidak hanya jauh, tetapi juga bias dibilang sangat jauh. Sebab, harus melewati dua provinsi dengan perjalanan kurang lebih 2-4 jam menggunakan motor maupun mobil. Saya telah pergi keluar dari ruamah selepas lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Empat tahun lalu dan kini usia saya menginjak 21 tahun.
            Saya sangat sayang kepada papa dan mama. Dimasa kecil dan remaja, saya selalu dekat dengan orang tua di rumah, mulai dari sepulang sekolah sampai malam hari. Hal demikian dilakukan saya setiap hari tanpa mengnal lelah dan capek. Sebab, saya sangat sayang kepada pap dan mama. Namun, saya sekarangsendiri dengan dunia saya sekarang. Saya tidak bias membantu orang tua lagi setiap hari. Sebab, sudah 3 tahun ini saya belajra dan belajar demi meraih IPK yang memuaska ketika luls nanti. Kini etelah sampai semester 5, saya baru menyadari bahwa ada banyak hal manis dan kenangan tersendiri yang dilakukan dengan papa dan mama. Dan, itu sebenarnya adalah kunci untuk menjadikan saya semangat dalam mengejar prestasi.
            Saya tidak pernah malu punya papa dan mama yang hanya sampai tamat SMA. Meskipun orang tua saya hanya sampai SMA, tetapi saya menganggap bahwa orang tua saya adalah orang yang paling hebat. Pasalnya, meskipun hanya sampai SMA orang tua selalu mendorong saya untuk terus melanjutkan sekolah sampa ke jenjang yang paling tinggi. Saya sangat sayang kepada papa dan mama saya. Ketika orang tua saya melakukan pekerjaan rumah, saya selalu dating untuk menbantunya. Entah itu menyapu dan mengepel lantai,mencuci piring, mencuci baju dan sebagainya. Saya tidak pernah absen menbnatu orang tua. Justru itu saya akan marah jika orang tua tidak mau dibantu, tak terkeculai dalam melakukan pekerjaan rumah yang berat sekalipun.
            Setiap hari saya selalu disiapkan baju sekolah, bekal makan, uang jajan oleh orang tua saya, demi agar saya tidak jajan sembarngan di sekolah. Lalu ketika ujian tiba, saya selalu didoakan orang tua dengan berpuasa Senin Kamis sepanjang dilaksanakanya hari ujian. Kata orangtua saya, saya berdoa kepada Allah agar anak kesayannya itu diberi kemudaha dan ketenangan pikiran dalam mengerjakan soal-soal ujian. Dan, benar saja kepada memanmg tidak pernah mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal ujian di sekolah, mulai dari ujian tengah semester, ujian semester, jian sekolah, hingga ujian nasional.
            Lalu, setelah lulus dari SMA, saya tak tahu apakah saya akan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi atau tidak. Pasalny, pada saat itu papa harus membayar sekolah untuk adik saya. Waktu itu saya parah apabila memang tidak bias mealnjutkan kuliah. Namun, mama tetap memaksa untuk melanjutkan kuliah dengan meminjam uang dari saudara untuk biaya pendaftaran dan uang gedung kuliah. Saya ingat, sewaktu saya menagis dan menangis karena menginginkan jurusan akuntansi, tetapi ternyata saya harus ke kota Depok yang jarak temputnya paling cepat 2-4 jam sehari.
Lebih dari itu, saya menangis mengingatbiaya hidupnya yang cukup maha di sana. Mama yang ketika itu mengetahui Saya menangis, langsung memeluk Saya dan menasehati bahwa semua itu tak perlu disikapi dengan cara menangis. Seba, dirinya masih punya Allah yang tak pernah putus menolong hamba-Nya. Tiga hari berlalu, dengan didampingi oleh papa dan mama, Saya pergi ke kota Depok mennggunakan mobil untuk mendaftar kuliah jurusann akuntansi. Sebenarnya, didalam hati Saya bingung, sebab keluarganya masih mempunyai tangungan selain Saya. Apalagi kuliah di kota Depok yang notabase adlah kota yang lumayan jauh dari Jakarta. Tetapi, Saya menepis semua itu. Saya ingat dengan nasihat papa dan mama bahwa dirinya masih punya Allah yang tajk pernah putus menolong hamba-Nya.
Tiga hari perjalanan, akhirnya sampai juga mereka di kota Depok. Dan, segeralah Saya mendaftar kuliah ditemani mama. Sementara itu, papa Saya menggu di mobil sambil merokok karena malam harinya belum merokok. Sungguh menakjubkan bahwa Saya diterima tanpa tes. Pihak Universitas mau menerima mahasiswinya dari nilai ujian Saya yang rata-rata 8. “Alhamdulillah, akhirnya Saya tidak jadi membebaniorang tua Saya dalam membiayai kuliah. Mungkin, ini berkat puasa Senin Kamis, Shalat Tahajjud yang rutin dijalankan mama setiap hari dilaksanakannya ujian”. Pikir Saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar